MAKNA DAN HAKIKAT ASSALAMU’ALAIKUM
Assalamu’alaikum adalah ungkapan yang sangat popular di Indonesia, negeri yang pendudukanya mayoritas muslim ini. Dewasa ini kalimat assalamu’alaikum telah begitu mengakar dan membudaya. Namun, tahukan kita apa sesungguhnya makna dan hakikat kalimat tersebut? Untuk membahasnya akan dibagi pada beberapa aspek.Makna dan PengertianKata As-Salam berasal dari kata salima artinya selamat, sejahtera atau sentosa. As-Salaam termasuk salah satu dari nama-nama Allah yang mulia (asmaul husna) yang artinya Maha Sejahtera. Maka kalimat “Assalamu’alaikum” artinya : “semoga kamu berada dalam pemeliharaan Allah” atau “semoga Allah bersamamu dan Dia selalu menyertaimu”. Ada pula yang mengartikan sebagai “as-salaamah” yakni semoga terhindar dari cela dan celaka. Dengan demikian assalamu’alaikum bukan sekedar ucapan basi-basi yang tanpa makna, tapi ia merupakan do’a untuk keselamatan, kesejahteraan dan kebaikan.Oleh karena itu mengucapkan salam termasuk perbuatan yang terpuji dan utama yang disebut oleh Rasulullah saw sebagai Islam yang paling baik. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan atas dasar itulah Rasulullah saw menganjurkan agar salam itu disebarkan luaskan di antara kita. Menyebar luaskan salam sama artinya dengan memupuk cinta dan kasih sayang serta mewujudkan kesejahteraan, kebaikan dan kedamaian di antara kaum muslimin. Rasulullah saw bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak disebut beriman sehingga saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan pada sesuatu yang jika kamu mengerjakannya kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!”. (HR. Muslim). Dan menyebarkan salam berarti juga telah menunaikan hak sesama muslim.Aspek fungsiDilihat dari segi fungsinya assalamu’alaikum memiliki beberapa model penggunaan. Pertama. Salam yang harus diucapkan saat berjumpa dengan sesama muslim. Salam model ini disebut dengaan salam liqo (salam perjumpaan) atau salam littahiyyah (salam sebagai penghormatan). Dalam tata laksananya salam penghormatan ini diberi tuntunan sedemikian lengkap oleh Rasulullah saw., antara lain :1. Hendaklah yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak dan yang berkendaraan kepada yang berjalan. (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).2. Bila dua orang atau dua rombongan bertemu maka yang paling baik dari antara keduanya ialah yang paling dahulu mengucapkan salam, sesuai dengan sabda Nabi saw : “Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan (rahmat) Allah dari antara dua orang yang bertemu ialah yang terlebih dahulu memberi salam”. (HR. Abu Dawud). Namun dalam rangka member bimbingan dan pelajaraan orang yang dewasa atau orang tua dianjurkan member salam kepada anak-anak sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw “Bahwasanya Rasululah lewat di kerumunan anak-anak yang sedang bermain, lalu beliau mengcapkan salam kepada mereka”. (HR. al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).3. Apabila ada dua rombongan yang berjumpa, maka yang mengucapkan salam sukup diwaliki oleh salah seorang di antara mereka demikian pula menjawabnya. Tidak harus semuanya menguckan salam dan menjawabnya. Nabi saw bersabda, “Apabila satu rombongan berjalan, cukuplah salah seorang dari mereka memberi salam, dan cukup (pula) seseorang dari antara mereka menjawabnya”. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Baihaqi).4. Salam liqo atau tahiyyah ini hanya berlaku di antara sesam kaum muslimin. Nabi saw melarang seorang muslim mengucapkan salam kepada non muslu. Beliau bersabda, “Janganlah kamu mulai salam kepada Yahudi dan Nasrani….”. (HR. Muslim). Dan jika ada orang non muslim mengucapkan salam kepada kita. Maka jawabannya adalah “wa ‘alaikum”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).5. Bila kita menerima titipan salam, maka jawabannya sebagaimana diterangkan dalam riwayat berikut ini. Rasulullah saw bersabda kepada Aisyah : “(Hai ‘Aisyah), Sesunguhnya Jibril mengucapkan salam kepadamu. ‘Aisyah menjawab : ‘Wa ‘alaihis-salam wa rohmatullah wa barakatuh”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwaya Abu Dawud diterangkan bahwa seseorang dari kabilah Bani Tamim datang kepada Rasulullah saw dan menyampaikan salam dari bapaknya untuk Nabi saw. Lalu Rasulullah menjawab : “’alaika wa ‘ala abika as-salam”(untukmu dan untuk bapakmu keselamatan). (HR. Abu Dawud).6. Adab dalam salam liqo/tahiyyah ini adalah yang diberi penghormatan dianjurkan membalasnya dengan yang lebih baik atau dengan yang setara. Maksudnya, bila seseorang mengucapkan : “Assalamu ‘alaikum”. Jawablah : “Wa ‘alaikum salam wa rohmatulah “. Bila yang memberi salam mengucapkan : “Asalamu’alaikum wa rohmatullah”. Jawablah : “Wa ‘alaikum salam wa rohmatullah wa barolatuh”. Inilah yang dimaksud dengan firman : “balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik”. Dan apabila yang memberi salam mengucapkan : “Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh”. Maka jawablah dengan yang serupa, yaitu : “wa ‘alaikum salam wa rohmatulahi wa barokatuh”. Inilah yang dimaksud dengan fieman Allah dalam surat An-Nisa (4) ayat 86 yang artinya : “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa), sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.Kedua, ada pertemuan ada pula perpisahan. Maka pada kedua momen itu dianjurkan mengucapkan salam. Bertemu menyapa dengan salam berpisah pun dengan salam. Salam saat berpisah ini bisa disebut salam lilfiraq. Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang kamu datang ke suatu majlis, ucapkanlah salam; dan apabila hendak menginggalkan/berpisah, ucapkan (pula) salam, dan salam yang pertama tidak lebih utama daripada salam yang terakhir”. (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Abu Dawud dan At-Tirmidzi).Ketiga, salam yang diucapkan untuk mengakhiri shalat. Shalat, baik yang wajib maupun sunnah, dilaksanakan sendiri maupun berjamaah, bagi imam ataupun makmum wajib mengakhiri shalatnya dengan ucapan assalamu’alaikum. Salam di akhir sama seperti takbiratul ihram di awal shalat yaitu amalan yang telah diatur secara baku oleh Allah dan Rasul-Nya, sifat dari amalan seperti ini adalah ghair ma’qul (berada diluar jangkauan logika manusia). Terhadap amalan seperti ini tita tinggal melaksnakannya tanpa harus bertanya kenapa begitu dan begini. Salam macam kedua ini disebut dengan salam litta’abbudi.Keempat, salam yang diucapkan ketika kita hendak meminta izin untuk memasuki rumah orang lain. Allah swt telah memberi tuntunan adab dalam mendatangi rumah orang lain. Firman-Nya,“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah-rumah yang bukan rumah kamu sebelum kamu meminta idzin dan memberi salam kepada penghuninya yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat”. (Q.S. An-Nur [24]:27). Adab penggunaan Salam isti’dzan ini diucapkan maksimal tiga kali, jika tidak ada respon dari tuan rumah hendaklah pulamng lagi. Rasulullah saw bersabda, “Meminta idzin itu tiga (kali), jika kamu diberi izin, dan jika tidak, maka pulanglah”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ssesuai dengan salam ini disebut salam lilisti’dzan (salam untuk meminta izin).Kelima, salam yang diucapkan untuk mendo’akan ahli kubur dari kaum muslimin pada saat ziarah kubur. Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata : Adalah Rasulullah mengajarkan mereka jika ziarah ke kuburan hendaklah mengucapkan :اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ لَلاَحِقُوْنَ نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ (رواه أحمد ومسلم وابن ماجه)“Assalamu’alaikum wahai penghuni kubur dari (kaum) yang mu’min dan yang muslim dan kami insya Allah pasti akan menyusul, kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan untuk kamu sekalian”. (HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah).Aspek keutamaanTingkatan-tingkatan salam. Rasulullah saw bersabda : “Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw, lalu ia berkata : “Assalamu ‘alaikum”. Maka Nabi saw menjawab salamnya, dan bersabda : “Sepuluh(pahalanya)”, kemudian orang itu duduk. Kemudian datang lagi yang lainnya, lalu berkata : “Assalamu’alaikum wa rohmatullahi”. Maka Nabi saw menjawab salamnya, dan bersabda : “Dua pululuh (pahalanya)”, lalu orang itu duduk. Dan datang (pula) yang lainnya, lalu berkata : “Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh”. Maka Rasulullah saw menjawab salamnya, dan berdsabda : “Tiga puluh (pahalanya)”. (HR. Al-Bukhari, an-Nasai dan at-Tirmidzi).KesimpulanSalam adalah salah satu dari ajaran agama Islam yang jika diamalkan dengan baik akan menjadi bagian dari ibadah dan dzikir, selain itu ia dapat menjadi salah satu sarana perekat ukhuwah Islamiyah di antara kaum muslimin.Ucapan assalamu’alaikum bukan sekedar sapaan basa-basi tapi ia merupakan do’a. Di dalam do’a itu terkandung harapan, cinta dan kasih sayang. Maka dengan ucapan salam itu berarti setiap muslim mendo’akan saudaranya kepada kebaikan, kesejahteraan, keselamatan serta jauh dari bencana dan malapetaka.Dengan ucapan salam berarti setiap muslim bertekad untuk memberi keselamatan dan kesejahteraan kepada sesamanya, karena muslim yang sesunguhnya ialah yang mampu menyelamatkan muslim yang lain dari bahaya lisan dan tangannya.Dengan ucapan salam berari setiap muslim berharap hidup penuh dengan kedamaian, keamanan dan ketentreraman terhindar dari segala sesuatuy yang menyusahkan.Sungguh, betapa indah dan luhur ajaran Islam dalam bab “salam” ini!Mengucapkan/menyebarkan salam merupakan salah satu komitmen muslim terhadap agamanya,Islam.Di dalam salam ada dzikir dan do’a.Hasan Basri menyimpulkan bahwa:“ Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban”
Hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan bahwa ucapan salam dan jawabannya adalah tauqifiah (terbatas pada nash). Karenanya seseorang tidak syah mengucapkan salam dengan selain lafazh yang telah diajarkan dan juga tidak syah seseorang menjawab salam kecuali dengan apa yang telah diajarkan.
Janganlah mengikuti tatanan hidup yang lain, karena tatanan hidup yang itu pasti menjauhkan kalian dari syariat-Nya
Senin, 02 Desember 2013
Makna Assalamu'alaikum......
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus